- Waktu yang Sangat Penting
“Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari, demi bulan
apabila mengiringinya, demi siang yang menampakkannya, demi malam
apabila menutupinya, demi langit serta membinanya, demi bumi serta
penghamparannya, demi jiwa serta penyempurnaannya, maka Dia mengilhamkan
kepadanya kejahatan dan ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang
menyucikannya, dan sungguh rugi orang yang mengotorinya”(QS. As-Syams:1-10).
Istilah dhuha dapat ditemukan pada beberapa tempat dalam Al-Qur'an.
Kita dapat menemukan istilah dhuha kurang lebih pada tujuh tempat. Di
satu tempat (QS Thaha [20]:59; AI-'Araf [7]:98; An-Nazi'at [79]:46),
kata dhuha diartikan sebagai "pagi hari" atau sebagai "panas sinar
matahari" di tempat lainnya (QS Thaha [20:119]). Istilah dhuha juga bisa
mencakup kedua makna itu sehingga diartikan "sinar matahari di pagi
hari" (QS As-Syams [91]:1). Pada tempat lain (QS An-Nazi'at
[79]:29), kata dhuha diartikan sebagai Siang yang terang. Namun, makna
dhuha ini barangkali tidak merujuk pada keadaan terangnya siang di
tengah hari yaitu waktu dzuhur. Pada pembukaan surah Ad-Dhuha, Allah berfirman, ”Demi waktu
dhuha.” Imam Arrazi menerangkan bahwa Allah SWT setiap bersumpah dengan
sesuatu, itu menunjukkan hal yang agung dan besar manfaatnya. Bila Allah
bersumpah dengan waktu dhuha, berarti waktu dhuha adalah waktu yang
sangat penting.
- Wasiat Khusus dari Rasulullah
“Shalat Dhuha adalah wasiat khusus dari Nabi ` kepada Abu Hurairah dan kepada seluruh umat beliau secara umum.” (Imam Thabari)
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ia berkata, ‘Kekasihku
(Rasulullah) memberikan pesan (wasiat) kepadaku dengan tiga hal yang
tidak pernah aku tinggalkan hingga aku meninggal nanti. Yaitu puasa tiga
hari setiap bulan, shalat Dhuha, dan tidur dalam keadaan sudah
mengerjakan shalat witir’.” (HR. Bukhari)
- Shalat Dhuha Bernilai Sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia
“Diriwayatkan dari Buraidah a bahwa ia berkata: Aku telah
mendengar Rasulullah bersabda, ‘Pada diri manusia terdapat tiga ratus
enam puluh tiga ruas. Ia memiliki kewajiban bersedekah atas setiap ruas
tersebut.’ Para sahabat bertanya, ‘Siapakah yang mampu melakukan hal
itu, wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda, ‘Ludah di dalam masjid yang ia
timbun (dibersihkan) atau sesuatu (penghalang) yang ia singkirkan dari
jalanan (bisa mewakili kewajiban sedekah). Jika engkau belum mampu, dua
rakaat shalat Dhuha sudah memadai untuk mewakili kewajibanmu bersedekah’.”
Dari Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: “Di
setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih
(ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan
alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah)
adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan
adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat
Dhuha diberi pahala,” (HR Muslim).
- Ghanimah (keuntungan) yang besar
Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata:
Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang.
Nabi saw berkata: “Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!”.
Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat)
perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan
cepat kembali (karena dekat jaraknya).
Lalu Rasulullah saw berkata; “Maukah kalian aku tunjukkan kepada
tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling
banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya?”
Mereka menjawab; “Ya!”
Rasul SAW berkata lagi: “Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian
masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling
dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih
cepat kembalinya,” (Shahih al-Targhib: 666)
- Dibangunkan sebuah rumah di surga
Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka ia akan dibangunkan
sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi
Muahammad saw: “Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat
dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di
surga,” (Shahih al-Jami`: 634)
Diriwayatkan dari Anas secara marfu‘, “Barangsiapa mengerjakan
shalat Dhuha sebanyak dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan
untuknya sebuah rumah di dalam surga.”
Nabi Muhammad saw bersabda,”Di dalam surga terdapat pintu yang
bernama bab al dhuha (pintu dhuha) dan pada hari kiamat nanti ada yang
memanggil,’dimana orang yang senantiasa mengerjakan shalat dhuha?’inilah
pintu kamu, masuklah dengan kasih sayang (rahmat) Allah”.
- Shalat Dhuha di Awal Pagi, Ganjaran Langsung di Sore Hari
Dari Abu Darda’ ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW berkata: Allah ta`ala berkata: “Wahai
anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku
akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya” (Shahih al-Jami: 4339).
“Diriwayatkan dari Nu‘aim bin Hammar a bahwa ia berkata: Aku telah mendengar Rasulullah bersabda, ‘Allah berfirman, ‘Wahai
anak Adam, janganlah kamu merasa lemah (kehilangan kesempatan) untuk
beribadah kepada-Ku dengan cara mengerjakan shalat empat rakaat di awal
waktu siangmu, niscaya akan Aku cukupkan untukmu di akhir harimu’.” (HR. Abu Dawud)
- Pahala umrah
Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang
keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat
wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barang
siapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya
seperti orang yang melaksanakan `umrah…” (Shahih al-Targhib: 673).
- Ampunan dosa
“Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan
diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan,” (HR Tirmidzi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar